Sabtu, 04 Oktober 2014

Laporan Praktikum Biologi



Laporan Praktikum Biologi
“Sel Tumbuhan dan Sel Hewan”

 


Retty Arfianti Karina Safitri                 (148420100014)
Wikanthi Rahayuningtyas                      (148420100028)
Kholidahtul Fitriah                                 (148420100009)

FKIP. Pendidikan IPA
Tahun Ajaran 2014 – 2015
Universsitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl.  Mojopahit 666 B Sidoarjo
Telp  ( 031 – 8945444 ),Faks  (  031 – 8949333 )

Kata Pengantar
Segala puja puji kepada  Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum biologi. Tidak lupa juga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah, Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umat-Nya.
Adapun Laporan Praktikum Biologi kali ini membahas tentang Sel Tumbuhan dan Sel Hewan. Sebelum menyusun laopran ini kami telah melakukan Praktikum Biologi tentang Sel Tumbuhan dan Sel Hewan. Dalam pembuatan laporan Praktikum Biologi kali ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami.
1.      Bu Fitria Wulandari, M.Pd. sebagai dosen pembimbing.
2.      Teman-teman pendidikan IPA sebagai membantu dan memberi informasi.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki laporan praktikum biologi ini.
Akhir kata penyusun berharap laporan hasil praktikum tentang Sel Tumbuhan dan Sel Hewan ini dapat dijadikan sebuah reverensi yang bermanfaat dan mudah dipelajari di dalam Ilmu Pengetahuan Alam dan juga dapat dijadikan sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas.
Sidoarjo, September 2014


Penyusun



i
 
Daftar Isi
Kata Pengatar...................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3  Tujuan Praktikum.................................................................................................... 2
1.4  Manfaat Praktikum.................................................................................................. 2
Bab II Landasan Teori dan Hipotesis
2.1   Teori Mikroskop..................................................................................................... 3
2.2  Teori Sel................................................................................................................... 6
2.3  Teori Jaringan.......................................................................................................... 8
2.4  Hipotesis.................................................................................................................. 13
Bab III Metode Praktikum
3.1  Waktu dan Tempat Praktikum................................................................................. 14
3.2  Alat dan Bahan........................................................................................................ 14
3.3  Variabel................................................................................................................... 14
3.4  Prosedur Kerja......................................................................................................... 14
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1  Hasil Praktikum....................................................................................................... 16
4.2  Pembahasan............................................................................................................. 17
Bab V Simpulan
5.1  Kesimpulan.............................................................................................................. 18
5.2  Saran
ii
........................................................................................................................ 19
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 20

Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Mikroskop pertama ditemukan dan dibuat oleh Antonie van Leeuwenhoek. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda atau objek disebut lensa objektif, sedangkan lensa yang berada dekat mata pengamat disebut lensa okuler.
Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel. Pada tahun 1960, perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat, dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology. Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh kita (manusia) terdiri dari beribu-ribu atau bahkan berjuta sel-sel, begitu pula dengan Tumbuhan dan Hewan.
1
Struktur dasar sel hewan maupun sel tumbuhan adalah sama. Namun dalam perkembangannya,kedua jenis sel tersebut mengalami perkembangan sesuai dengan lingkungannya sehingga timbul berbagai macam perbedaan. salah satunya adalah peran ekologis,tumbuhan adalah pembuat makanan,sedangkan hewan berperan memakan tumbuhan dan hewan lainnya.
Perbedaan ini terlihat pada bentuk sel tumbuhan yang teratur, sedang pada sel hewan bentuknya tidak beraturan. Pada sel tumbuhan yang memilki dinding sel sedangkan sel hewan memilki membran sel. Sel hewan memiliki organel yang khas pada selnya,yaitu sentriol yang tidak terdapat pada sel tumbuhan.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel hewan saat dilihat dengan mikroskop?

1.3  Tujuan Praktikum
1.      Bagi penelitian
a.       Untuk mengetahui perbedaan bentuk sel hewan dan sel tumbuhan.
2.      Bagi Peneliti
a.       Untuk memberi informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.
3.      Bagi Mahasiswa
a.       Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang perbedaan bentul sel tumbuhan dan sel hewan.
4.      Bagi masyarakat
a.       Untuk mendapatkan informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.

1.4  Manfaat Praktikum
1.      Bagi penelitian
a.       Lebih mengetahui perbedaan bentuk sel hewan dan sel tumbuhan.
2.      Bagi Peneliti
a.       Untuk memberi informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.
3.      Bagi Mahasiswa
a.       Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang perbedaan bentul sel tumbuhan dan sel hewan.
4.      Bagi masyarakat
a.       Lebih mendapatkan informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.
2
Bab II
LANDASAN TEORI dan HIPOTESIS
2.1.Teori Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis).
Bagian -bagian mikroskop beserta fungsinya:
a.       Lensa Okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
b.      Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
c.       Tabung Mikroskop (Tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
d.      Makrometer (Pemutar Kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
e.       Mikrometer (Pemutar Halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f.       Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
g.      Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
h.      Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
i.        Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
j.        Meja Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
k.      Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
l.        Lengan Mikrosko
3
p, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
m.    Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n.      Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
2.2.Teori Sel
Sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup. Hal ini telah di buktikan oleh Schleiden yang kemudian menyakatan “ Sel merupakan satuan struktual kehidupan”. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil. Sel merupkan tempat terjadinya peristiwa fisiologi dan pewarisan genetis makhluk hidup. Sel tersapat dua tipe struktur sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel prokariotik adalah sel tanpa membran inti dan memiliki ukuran 1-10 mm. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti sehingga terjadi pemisahan antra inti sel dan sitoplasma. Sel eukariotik berukuran 10-100 mm. Kesatuan inti sel dan sitoplasma pada sel eukariotik disebut protoplasma.
Sel memiliki bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma. Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki dinding sel di sebelah luar membran sel.
a.       Membran sel
Membran sel atau membran plasma merupakan bagian sel yang paling luar yang membatasi isi del dan sekitarnya. Membran sel tersusun atas dua lapis yang terdiri dari fosfolipid dan lipoprotein. Membran sel bersifat semi permiabel atau selektif permiabel, yang berfungsi mengatur keluar masuk zat dari sel.
b.      Nukeus( inti sel)
Susunan membran inti sama dengan susunan membran sel yaitu berupa lipoprotein. Di dalam inti terdapat:
1.      Nukleolus (anak inti), yang berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA yang digunakan dalam perakitan ribosom.
2.      Nukleoplasma (cairan inti), merupakan zat yang tersusun dari protein.
3.      Butiran kromatin yang terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas pada saat sel tidak membelah.
c.       Sitoplasma
4
Sitoplasma merupakan cairan sel yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti dan organel sel. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sitoplasma terdiri atas air yang di dalamnya terlarut banyak molekul kecil,ion, prootein.
d.      Sitoplasma mengandung organel-organel sel sebagai berikut:
1.      Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma merupakan pelumas membaran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang. RE terdapat dua tipe RE kasar dan RE halus.
a)      RE Kasar
Disebut RE kasar karena permukaannya diselubungi oleh ribosom sehingga tampak seperti helaian panjang kertas panjang. Fungsi RE kasar adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetik antara inti sel dan sitoplasma.
b)      RE Halus
RE halus tidak ditempeli rbosom sehingga permukaannya halus. REH memiliki enzim-enzim pada permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid,glikogen,dan persenyawaan steroid seperti kolesterol,fliserol,dan hormon.
2.      Badan Golgi
Badan golgi adalah sekelompok kantong pipih yang dikelilingi membran. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik. Badan golgi pada sel tumbuhan biasa disebut diktiosom.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk sisterna,tubulus, dan vesikula. Fungsi badan golgi antara lain:
a.       Absorbsi
b.      Sistesis lemak
c.       Reproduksi
d.      Sekresi
3.      Ribosom
Ribosom berupa organel yang tersusun oleh RNA ribosom dan protein. Ribosom tedapat bebas di sitoplasma atau melekat pada REK. Ribosom berfungso untuk sintesis protein.
4.      Lisosom
5
Lisosom dihasilkan oleh badan golgi yang penuh protein. Lisosom berisi berbagai jenis enzim yang dapt memecahkan polisakarida,lipid, fosfolipid, asam nukleat dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel dan dalam autofagus.
5.      Peroksisom dan glioksisom
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisis berbagai enzim dan yang paling khas ia;ah enzim katalase. Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan. Glioksisom mengandung ezim pengubah lemak menjadi gula. Proses tersebut menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
6.      Mitokondria
Mitokondria adalah organel penghasil energi sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran luar memiliki permukaan halus, sedangkan bagian dalam berlekuk-lekuk.
7.      Plastida
Plastida adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbhan. Ada tiga macam plastida, yaitu:
1.      Kromoplas, yaitu plastida yang berwarna karena mengandung pigmen selain krolofil.
2.      Leukoplas, yaitu plastida yang berwana putih dan berfungsi untuk menyimpan amilum ( amiloplas),minyak (elaioplas), dan protein (aleuplas).
3.      Kloroplas, yaitu plastida yang mengandung krolofil.
Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma. Membran dalam inti berlipatan berpasangan disebut lamela. Lamela membesar dan membentuk gelembung pipih  terbungkus membran dan dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum.
8.      Vakuola (rongga sel)
6
Vakola adalah organel sitoplasma yang berisi cairan yang dibatasi oleh suatu membran atau selaput yang disebut tonoplas. Sel tumbuhan berisi banyak vakuola kecil. Semakin matangnya usia sel akan membentuk vakuola semakin membesar.
Protozoa memiliki vakola kontraktil dan vakuola berdenyut yang menetap. Vakuola kontraktil bersungsi sebagai osmoregulator, yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola nonkontraktor atau makan berfungsi mencerna makanan dan mengedarkan hasil pencernaan.
9.      Sentriol
Sel hewan, mikroorganisme, tumbuhan tingkat rendah memiliki sentriol pada sitoplasma. Sentiol merupakan hasil perkembangan sentrosom, yaitu pusat sel daerah dari sitoplasma yang dekat dengan nukleus. Sentriol berupa kumpulan mikrotubulus yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara mitosis atau meiosis.
10.  Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka yang tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda yaitu, mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen antara.
a.       Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin.
b.      Mikrotubul
Mikrotubul adalah rantai protein yang berbentuk spiral dan spiral ini membentuk tabung berlubang yang tersusun atas bola-bola molekul yang disebut tubulin. Mikrotubul berfungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu pembelahan sel secara mitosis.
c.       filamen antara ( serabut antara)
filamen adalah rantai molekuk protein yang berbentuk untaian yang saling melilit. Disebut serabut antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubul dan mikrofilame. Serabut tersusun atas protein yang disebut fimetin.
Fungsi sitoskeleton
1.      memberikan kekuatan mekanik pada sel
2.      menjadi karangka sel
3.      membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian lain.
d.     
7
Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel muda, dinding sel tersusun dari zat pektin. Pada sel dewasa dinding sel terbentuk dari bahan selulosa yang bersifat kaku.
Pada dinding sel terdapat bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan plasma sel satu dengan sel yang lain yang disebut palsmodesmata. Plasmodemata berfungsi menjadi keluar masuknya zat.
2.3 Teori Jaringan
1.      Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem terdiri atas kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan yang lain. Ciri-ciri jaringan meristem adalah:
a.       Aktif membelah dan belum mengalami diferensiasi.
b.      Berukuran kecil dan berdinding tipis
c.       Memiliki nukleus yang relatif kecil, bervakuola kecil, dan mengandung banya sitoplasma.
d.      Berbentuk koboid atau prismatik.
Jaringan permanen atau dewasa terdiri atas sel-sel yang telah mengalami deferensisasi. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut.
a.       Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada bagian luar, yaitu pada permukaan organ primer tumbuhan, seperti akar, batang daun, bunga, dan buah. Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan sehingga jaringan epidermis disebut jaringan pelindung.
b.      Jaringan Dasar (parenkim)
Jaringan parenkim merupkan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan proses fisiologi. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
c.       Jaringan Penguat (mekanik)
8
Jaringan penguat merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat di bedakan sebagai berikut:
1.      Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel-sel hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa. Sel-sel kolenkim mengalami penebalan setempat pada dinding selnya. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada organ-oragan tumbuhan yang masih aktif  mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim membantu mengkokohkan bagian tumbuhan yang masih muda.
2.      Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan sklerenkim hanya dapat dijumpai pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkin) dan sklereid (sel-sel batu).
d.      Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem.
1)      Xilem
Fungsi utama dari xilem  untuk sirkulasi air dan mineral dari akar. Xilem terdiri atas unsur trakeal (trakea dan trakeid), serat xilem, dan parenkim xilem.
2)      Floem
Floem terdiri atas buluh tapis, unsur-unsur tapis,sel pengiring,parenkim floem, dan serat floem. Floem berfungsi mengangkut dan mngedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

2.      Jaringan Hewan
Jaringan utama penyusun organ tubuh hewan yaitu jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan otot, jaringan saraf.
a.       Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatasan dan pelapisan yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. jaringan epitelium berfungsi mengikat jaringan dengan bagian ada di bawahnya dan melaksanakan fungsi absorbsi dan proteksi. Ciri-ciri jaringan epitel:
1.      Sel epitelium tersusun rapat.
9
2.      Jaringan epitel tidak mngandung pembulu darah tapi mengandung ujung saraf.
3.      Jaringan epitelium mempunyai kemampuan regenerasi cukup tinggi.
Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a.       Epithelium pipih (squamous)
b.      Epithelium batang (columnar/silindris)
c.       Epithelium kubus (cuboidal)
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :
a. Epitel pipih berlapis tunggal,
Antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga, kapsula glomerulus pada ginjal, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, dan selaput perut.
Fungsinya terkait dengan proses difusi, osmosis,sekresi dan filtrasi atau penyaringan.
b. Epitel pipih berlapis banyak,
Berfungsi sebagai pelindung, terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung, esophagus, epidermis, dan vagina.
Fungsinya terkait dengan proteksi atau perlindungan.
c. Epitel kubus berlapis tunggal,
berfungsi untuk sekresi dan pelindung, terdapat pada lensa, permukaan ovary atau
indung telur, dan saluran nefron ginjal.
d. Epitel Kubus Berlapis banyak
Berfungsi sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan, sekresi dan
absorbsi. Terdapat pada epitel yang membentuk saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal
Berfungsi ntuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus jejunum (Ileum), adsorbsi, proteksi dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar. Terdapat pada epitel dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas.
f. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Berfungsi sebagai pelindung dan sekresi, terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)
Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekre
10
si dan gerakan zat yang
melewati permukaan.
h. Epitel Transisional
Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya membran dasarnya tidak jelas. Epital transisional merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya. Biasanya terdapat pada ureter, urethra, dan kantong kemih.
b.      Jaringan Pengikat
Jaringan pengikat berfungsi melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, menghasilkan imunitas.ciri khus jaringan ikat aadalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks.
Sel-sel jaringan ikat:
a.       Fibroblas befungsi mensekresikan protein, khususnya fibroblas yang berbentuk serat.
b.      Makrofag berbentuk tidak beraturan dan khususnya terdapat di pembuluh darah. Makrofag dapat bergerak ke daerah yang mengalami peradangan.
c.       Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
d.      Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus menyimpan lemak.
e.       Sel darah putih berfungsi melawan patogen yang berupa bakteri, virus, atau protozoa
Bedasarkan struktur dan fungsinya jaringaan pengikat dikelompokkan menjadi:
1.      Jaringan pengikat longgar
Jaringan ini mempunyai susunan serat yang longgar dan memiliki banyak substansi dasar. Fungsi jaringan pengikata longgar:
a.       Memberi bentuk organ dalam.
b.      Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan eleman dari seluruh jaringan lain.
2.      Jaringan pengikat padat
Jaringan pengikat ini mempunyai struktur serat kolagen yang padat dan hanya memiliki sedikit bahan dasar dan sedikit sel jaringan ikat.
3.     
11
Tulang rawan
Tulang rawan merupakan hasil spesialisai dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang di sebut kondrin. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur. Ada tiga jenis tulang rawan:
1)      Tulang rawan hialin
2)      Tulang rawan elastik
3)      Tulang rawan fibrosa
4.      Tulang
Tulang merupakan jaringan ikat yang berupa mineral. Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk oleh osteoblas. Antar osteosit dihubungkan oleh kanlikuli. Bagian pusat tulang dilingkari endapan garam mineral membentuk lamela. Pada batas lamela terdapat lakuna. Sel-sel tulang tersusun membentuk sistem Havers.
5.      Jaringan darah
Terdiri atas plasma darah dan sel darah terdiri dari eritrosit,leukosit,trombosit.
c.       Jaringan otot
Jaringan yang tersusun dari sel otot yang berfungsi melakukan pergerakan pada bagian tubuh.
12
Jaringan otot berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Otot Polos
Otot polos bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak. Sel otot polos terdapat pada organ dalam,misalnya di usus dan pembuluh darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis gelap dan terang bentuknya gelondong dan berinti satu.
2. Otot Jantung
Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki garis gelap dan terang seperti otot lurik, tapi bekerja di luar kehendak kita. Merupkan otot khusus penyusun organ jantung.Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
3.Otot lurik
Sel otot rangka dikenal pula sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang. Sel otot rangka mempunyai banyak inti. Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu
13
bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
d.      Jaringan saraf
Jaringan saraf yang terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neoron, yang berfungsi merespons perubahan lingkungan dan membawa implus saraf ke pusat saraf dan sebaliknya.

2.3  Hipotesis
Adanya perbedaan sel antara jaringan epitel pada sel tumbuhan dan jaringan epitel pada sel hewan. Seperti bentuk sel, warna sel,susunan sel, dan organ sel yang terdapat pada jaringan tersebut. Jaringan epidermis pada sel tumbuhan selnya tersusun rapi, berbentuk seperti batu bata, berwana bening ke unguan, dan memilki stomata, sedangkan pada jaringan epitel sel hewan selnya tidak beraturan,bentuknya bulat dan tidak berbentuk, warnanya bening kekuningan, dan tidak terdapat stomata.


Bab III
Metode praktikum
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai jaringan sel tumbuhan dan hewan ini di laksanakan hari Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 09.30 WIB di Laboratorium IPA fakultas FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
2.2. Alat dan Bahan
1.       Mikroskop
2.       Preparat
3.       Gelas kimia
4.       Pipet
5.       Roders color
6.       cotton bud
7.       Tissue
8.       Air

2.3. Variabel
a.       Variabel Manipulasi
Bentuk jaringan sel pada tumbuhan dan sel hewan.
b.      Variabel Respon
Perbedaan bentuk jaringan sel tumbuhan dan sel hewan.
c.       Variabel Kontrol
Cahaya.

2.4. Produer Kerja
Mikroskop
1.       Ambill mikroskop dengan pegangan yang benar.
2.       Atur cahaya pada mikroskop
3.       Atur fokus pada mikroskop.
14
Sel Tumbuhan
1.       Siapkan semua alat dan bahan yaitu, mikroskop, tanaman roders color, cutton bud, gelas kimia yang berisi air.
2.       Ambil satu daun roders color, lalu lipat kemudian tarik sehingga muncul serat tipis.
3.       Ambil serat tipis pada daun, letakkan di preparat dan beri setetes air.
4.       Tutup preparat, jangan sampai ada gelembung sedikit pun.
5.       Amati bentuk jaringan epidermis pada tumbuhan
6.       Gambar bentuk jaringan pada sel tumbuhan.
Sel hewan
1.       Setelah mengamati tumbuhan, cuci prepatan dan keringkan dengan tissu.
2.       Ambil cotton bud kemudian letakkan cutton bud di bagian rongga mulut.
3.       Ambil jaringan epitel dengan cara seperti cara mengerok.
4.       Letakkan cutoon bud dengan cara mengoleskannya diatas preparat.
5.       Amati bentuk yang ada berupa jaringan epitel hewan yang terdiri dari sel dan bagian lainnya.
6.       Gambar bentuk jaringan pada sel hewan yang diamati.

15
 
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
5.1  Hasil Praktikum

Dari pratikum yang telah di lakukan menghasilkan bentuk jaringan sel tumbuhan dan jaringan sel hewan.
                                    Jaringan Epidermis pada Sel Tumbuhan Roders Color
16
Jaringan Epitel pada Sel Hewan
Jaringan Epitel pada Sel Hewan yang telah di gambar
Jaringan Epidermis pada Sel Tumbahan setelah di g
17
ambar
5.2  Pembahasan
Terdapat perbedaan bentuk dari jaringan sel tumbuhan dan jaringan sel hewan yang telah kita amati. Pada Jaringan epidermis pada sel tumbuhan berbentuk seperti batu bata berwarna bening keunguan. Susunan sel dalam jaringan epidermis pada sel tumbuhan tersusun rapi. Tapi, tidak semua sel yang ada pada jaringan epidermis inti selnya terlihat, ada juga yang hanya terlihat bening keunguan tanap terlihat intinya.
Jaringan epidermis pada sel tumbuhan ini memiliki stomata yang berfungsi sebagai keluar masukknya udara pada tumbuhan. Udara tersebut berupa karbondioksida yang berdifusi ke dalam daun melalui stomata yang membuka dan oksigen serta air berdifusi keluar daun melalui stomata  yang membuka.
Pada jaringan sel hewan tidak memilki stomata hanya terdapat kumpulan sel. Pada praktikum kali ini kita mengamati jaringan sel hewan yang berbentuk jaringan epitel pipih berlapis yang terdapat pada rongga mulut, rongga hidung dan kerongkongan. Pada jaringan sel hewan, letak dan susunan selnya tidak beraturan atau menyebar dan selnya ada yang berbentuk bulat dan tak berbentuk dengan warna agak kehitaman. Jaringan epitel pada sel hewan berwarna benih kekuningan.

18
 
Bab VI
Simpulan
6.1.Kesimpulan
Dari hasil pratikum sel tumbuhan dan sel hewan dengan menggunakan mikroskop mempunyai perbedaan yaitu :
1.      Bentuk sel tumbuhan berbentuk seperti batu bata, sedang bentuk sel hewan berbentuk bulat dan tak beraturan.
2.      Warna sel tumbuhan berwarna bening keunguan, sedang sel hewan bening kekuningan.
3.      Susunan sel tumbuhan rapi seperti susunan batu bata, sedang sel hewan susunannya tidak beraturan selnya menyebar.
4.      Sel tumbuhan memiliki stomata sedang sel hewan tidak.
Hal ini sesuai dengan hipotetis yang menyatakan bahwa adanya perbedaan antara jaringan epidermis pada sel tumbuhan dan jaringan epitel pada sel hewan saat diamati dengan mikroskop seperti, perbedaan bentuk, susunan, warna, dan bagian sel.

6.2.Saran
1.      Bagi penelitian
a.       Kembangkan lebih luas penelitian tentang sel hewan dan sel tumbuhan.
2.      Bagi Peneliti
a.       Menambah wawasan tentang sel hewan dan sel tumbuhan.
3.      Bagi Mahasiswa
a.       Menambah pengetahuan tentang sel tumbuhan dan sel hewan.
4.      Bagi masyarakat
a.       Menambah informasi,wawasan, dan pengetahuan tentang sel hewan dan sel tumbuhan.
19

 

Daftar Pustaka

Maryati,Sri.,Srikini,dkk.(2007).Biologi untuk SMA kelas XI,Jakarta: Penerbit Erlangga
Kumumawati,Rohana.,Hidayat,Muhammad Luthfi,& Retnaningati,Dewi. (2012). Detik-Detik Ujian Nasional Biologi Tahun Pelajaran 2012/2013, Klaten : Intan Pariwara.
20