Laporan Praktikum Biologi
“Sel Tumbuhan dan Sel Hewan”
Retty
Arfianti Karina Safitri (148420100014)
Wikanthi
Rahayuningtyas (148420100028)
Kholidahtul
Fitriah (148420100009)
FKIP.
Pendidikan IPA
Tahun
Ajaran 2014 – 2015
Universsitas
Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Mojopahit 666 B Sidoarjo
Telp ( 031 – 8945444 ),Faks ( 031
– 8949333 )
Kata Pengantar
Segala
puja puji kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum biologi. Tidak lupa juga shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Rasulullah, Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan
seluruh umat-Nya.
Adapun
Laporan Praktikum Biologi kali ini membahas tentang Sel Tumbuhan dan Sel Hewan.
Sebelum menyusun laopran ini kami telah melakukan Praktikum Biologi tentang Sel
Tumbuhan dan Sel Hewan. Dalam pembuatan laporan Praktikum Biologi kali ini
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
kami.
1.
Bu
Fitria Wulandari, M.Pd. sebagai dosen pembimbing.
2.
Teman-teman
pendidikan IPA sebagai membantu dan memberi informasi.
Namun tidak
lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki laporan praktikum
biologi ini.
Akhir kata penyusun berharap laporan hasil
praktikum tentang Sel Tumbuhan
dan Sel Hewan ini dapat dijadikan
sebuah reverensi yang bermanfaat dan mudah dipelajari di dalam Ilmu Pengetahuan
Alam dan juga dapat dijadikan sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi
pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas.
Sidoarjo, September 2014
Penyusun
i
|
Daftar Isi
Kata Pengatar...................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum.................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum.................................................................................................. 2
Bab II Landasan Teori dan Hipotesis
2.1 Teori
Mikroskop..................................................................................................... 3
2.2 Teori Sel................................................................................................................... 6
2.3 Teori Jaringan.......................................................................................................... 8
2.4 Hipotesis.................................................................................................................. 13
Bab III Metode Praktikum
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum................................................................................. 14
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................................ 14
3.3 Variabel................................................................................................................... 14
3.4 Prosedur Kerja......................................................................................................... 14
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Praktikum....................................................................................................... 16
4.2 Pembahasan............................................................................................................. 17
Bab V Simpulan
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 18
5.2 Saran
ii
|
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 20
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Mikroskop (bahasa
Yunani: micros = kecil dan scopein
= melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan
hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat
oleh mata.
Mikroskop
pertama ditemukan dan dibuat oleh Antonie
van Leeuwenhoek. Mikroskop
terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa
yang dekat dengan benda atau objek disebut lensa objektif, sedangkan lensa yang
berada dekat mata pengamat disebut lensa okuler.
Perkembangan
teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan sitologi dan biokimia
melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel. Pada
tahun 1960, perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology
didirikan di New York, Amerika Serikat, dan
tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical
Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology. Pada
akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi
ilmiahnya sendiri serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel
sel.
Dalam biologi,
sel adalah kumpulan materi
paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia
untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk
hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri
dan amoeba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari
banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh
kita (manusia) terdiri dari beribu-ribu atau bahkan berjuta sel-sel, begitu
pula dengan Tumbuhan dan Hewan.
1
|
Perbedaan ini
terlihat pada bentuk sel tumbuhan yang teratur, sedang pada sel hewan bentuknya
tidak beraturan. Pada sel tumbuhan yang memilki dinding sel sedangkan sel hewan
memilki membran sel. Sel hewan memiliki organel yang khas pada
selnya,yaitu sentriol yang tidak terdapat pada sel tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel hewan saat dilihat dengan mikroskop?
1.3 Tujuan Praktikum
1.
Bagi penelitian
a.
Untuk mengetahui perbedaan bentuk sel hewan dan sel tumbuhan.
2.
Bagi Peneliti
a.
Untuk memberi informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel
hewan.
3.
Bagi Mahasiswa
a.
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang perbedaan bentul sel
tumbuhan dan sel hewan.
4.
Bagi masyarakat
a.
Untuk mendapatkan informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel
hewan.
1.4 Manfaat Praktikum
1.
Bagi penelitian
a. Lebih mengetahui perbedaan bentuk sel hewan dan sel
tumbuhan.
2.
Bagi Peneliti
a.
Untuk memberi informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel
hewan.
3.
Bagi Mahasiswa
a.
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang perbedaan bentul sel
tumbuhan dan sel hewan.
4.
Bagi masyarakat
a.
Lebih mendapatkan informasi tentang perbedaan bentuk sel tumbuhan dan sel
hewan.
2
|
Bab II
LANDASAN TEORI dan HIPOTESIS
2.1.Teori Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis).
Bagian -bagian mikroskop beserta
fungsinya:
a. Lensa Okuler, yaitu
lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
b. Lensa Objektif, lensa
ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk
menentukan perbesaran lensa objektif.
c. Tabung Mikroskop (Tubus), tabung
ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa
okuler.
d. Makrometer (Pemutar Kasar),
makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
e. Mikrometer (Pemutar Halus),
pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat,
dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f. Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran
lensa objektif dengan cara memutarnya.
g. Reflektor,
terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor
ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang
yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan
ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
h. Diafragma, berfungsi
untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
i.
Kondensor,
kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar
dan di naik turunkan.
j.
Meja
Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek
yang akan di amati.
k. Penjepit Kaca,
penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah
bergeser.
l.
Lengan
Mikrosko
3
|
m. Kaki Mikroskop,
berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n. Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk
mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
2.2.Teori Sel
Sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup. Hal ini telah di
buktikan oleh Schleiden yang kemudian menyakatan “ Sel merupakan satuan
struktual kehidupan”. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil. Sel
merupkan tempat terjadinya peristiwa fisiologi dan pewarisan genetis makhluk
hidup. Sel tersapat dua tipe struktur sel yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik.
Sel prokariotik adalah sel tanpa membran inti dan memiliki ukuran
1-10 mm. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti sehingga terjadi
pemisahan antra inti sel dan sitoplasma. Sel eukariotik berukuran 10-100 mm.
Kesatuan inti sel dan sitoplasma pada sel eukariotik disebut protoplasma.
Sel memiliki bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan
sitoplasma. Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki dinding sel di
sebelah luar membran sel.
a.
Membran
sel
Membran
sel atau membran plasma merupakan bagian sel yang paling luar yang membatasi
isi del dan sekitarnya. Membran sel tersusun atas dua lapis yang terdiri dari
fosfolipid dan lipoprotein. Membran sel bersifat semi permiabel atau selektif
permiabel, yang berfungsi mengatur keluar masuk zat dari sel.
b.
Nukeus(
inti sel)
Susunan
membran inti sama dengan susunan membran sel yaitu berupa lipoprotein. Di dalam
inti terdapat:
1.
Nukleolus
(anak inti), yang berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA yang
digunakan dalam perakitan ribosom.
2.
Nukleoplasma
(cairan inti), merupakan zat yang tersusun dari protein.
3.
Butiran
kromatin yang terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas pada saat sel tidak
membelah.
c.
Sitoplasma
4
|
d.
Sitoplasma
mengandung organel-organel sel sebagai berikut:
1.
Retikulum
Endoplasma (RE)
Retikulum
endoplasma merupakan pelumas membaran yang saling berhubungan yang membentuk
saluran pipih atau lubang. RE terdapat dua tipe RE kasar dan RE halus.
a)
RE
Kasar
Disebut
RE kasar karena permukaannya diselubungi oleh ribosom sehingga tampak seperti
helaian panjang kertas panjang. Fungsi RE kasar adalah mendukung sintesis
protein dan menyalurkan bahan genetik antara inti sel dan sitoplasma.
b)
RE
Halus
RE
halus tidak ditempeli rbosom sehingga permukaannya halus. REH memiliki
enzim-enzim pada permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid,glikogen,dan
persenyawaan steroid seperti kolesterol,fliserol,dan hormon.
2.
Badan
Golgi
Badan
golgi adalah sekelompok kantong pipih yang dikelilingi membran. Organel ini
terdapat hampir di semua sel eukariotik. Badan golgi pada sel tumbuhan biasa
disebut diktiosom.
Badan
golgi dibangun oleh membran yang berbentuk sisterna,tubulus, dan vesikula.
Fungsi badan golgi antara lain:
a.
Absorbsi
b.
Sistesis
lemak
c.
Reproduksi
d.
Sekresi
3.
Ribosom
Ribosom
berupa organel yang tersusun oleh RNA ribosom dan protein. Ribosom tedapat
bebas di sitoplasma atau melekat pada REK. Ribosom berfungso untuk sintesis
protein.
4.
Lisosom
5
|
5.
Peroksisom
dan glioksisom
Peroksisom
adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisis berbagai enzim
dan yang paling khas ia;ah enzim katalase. Peroksisom terdapat pada sel hewan
dan sel tumbuhan.
Glioksisom
hanya terdapat pada sel tumbuhan. Glioksisom mengandung ezim pengubah lemak
menjadi gula. Proses tersebut menghasilkan energi yang diperlukan bagi
perkecambahan.
6.
Mitokondria
Mitokondria
adalah organel penghasil energi sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran,
yaitu membran luar dan membran dalam. Membran luar memiliki permukaan halus,
sedangkan bagian dalam berlekuk-lekuk.
7.
Plastida
Plastida
adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbhan. Ada tiga macam plastida,
yaitu:
1.
Kromoplas,
yaitu plastida yang berwarna karena mengandung pigmen selain krolofil.
2.
Leukoplas,
yaitu plastida yang berwana putih dan berfungsi untuk menyimpan amilum (
amiloplas),minyak (elaioplas), dan protein (aleuplas).
3.
Kloroplas,
yaitu plastida yang mengandung krolofil.
Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran
dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma. Membran dalam inti berlipatan
berpasangan disebut lamela. Lamela membesar dan membentuk gelembung pipih terbungkus membran dan dinamakan tilakoid.
Tumpukan tilakoid disebut granum.
8.
Vakuola
(rongga sel)
6
|
Protozoa
memiliki vakola kontraktil dan vakuola berdenyut yang menetap. Vakuola
kontraktil bersungsi sebagai osmoregulator, yaitu pengatur nilai osmotik sel
atau ekskresi. Vakuola nonkontraktor atau makan berfungsi mencerna makanan dan
mengedarkan hasil pencernaan.
9.
Sentriol
Sel
hewan, mikroorganisme, tumbuhan tingkat rendah memiliki sentriol pada
sitoplasma. Sentiol merupakan hasil perkembangan sentrosom, yaitu pusat sel
daerah dari sitoplasma yang dekat dengan nukleus. Sentriol berupa kumpulan
mikrotubulus yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara mitosis
atau meiosis.
10.
Sitoskeleton
Sitoskeleton
atau rangka yang tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda yaitu,
mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen antara.
a.
Mikrofilamen
Mikrofilamen
adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein
yang disebut aktin.
b.
Mikrotubul
Mikrotubul
adalah rantai protein yang berbentuk spiral dan spiral ini membentuk tabung
berlubang yang tersusun atas bola-bola molekul yang disebut tubulin. Mikrotubul
berfungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel,
serta membantu pembelahan sel secara mitosis.
c.
filamen
antara ( serabut antara)
filamen adalah
rantai molekuk protein yang berbentuk untaian yang saling melilit. Disebut
serabut antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubul dan mikrofilame.
Serabut tersusun atas protein yang disebut fimetin.
Fungsi
sitoskeleton
1.
memberikan
kekuatan mekanik pada sel
2.
menjadi
karangka sel
3.
membantu
gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian lain.
d.
7
|
Dinding
sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel muda, dinding sel tersusun dari
zat pektin. Pada sel dewasa dinding sel terbentuk dari bahan selulosa yang
bersifat kaku.
Pada dinding
sel terdapat bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut noktah.
Melalui noktah ini terjadi hubungan plasma sel satu dengan sel yang lain yang
disebut palsmodesmata. Plasmodemata berfungsi menjadi keluar masuknya zat.
2.3
Teori Jaringan
1.
Jaringan
tumbuhan
Jaringan tumbuhan berdasarkan
sifatnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan
permanen. Jaringan meristem terdiri atas kumpulan sel muda yang terus membelah
menghasilkan jaringan yang lain. Ciri-ciri jaringan meristem adalah:
a.
Aktif
membelah dan belum mengalami diferensiasi.
b.
Berukuran
kecil dan berdinding tipis
c.
Memiliki
nukleus yang relatif kecil, bervakuola kecil, dan mengandung banya sitoplasma.
d.
Berbentuk
koboid atau prismatik.
Jaringan permanen atau dewasa terdiri atas sel-sel yang telah
mengalami deferensisasi. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung, jaringan
dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut.
a.
Jaringan
Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis adalah lapisan
sel yang berada bagian luar, yaitu pada permukaan organ primer tumbuhan,
seperti akar, batang daun, bunga, dan buah. Jaringan epidermis berfungsi
melindungi bagian dalam tumbuhan sehingga jaringan epidermis disebut jaringan
pelindung.
b.
Jaringan
Dasar (parenkim)
Jaringan parenkim merupkan suatu
jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur fisiologi yang
bervariasi dan masih melakukan proses fisiologi. Jaringan parenkim disebut juga
jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
c.
Jaringan
Penguat (mekanik)
8
|
Jaringan penguat merupakan jaringan
yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat di
bedakan sebagai berikut:
1.
Jaringan
kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari
sel-sel hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa.
Sel-sel kolenkim mengalami penebalan setempat pada dinding selnya. Jaringan
kolenkim terutama terdapat pada organ-oragan tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Jaringan kolenkim membantu mengkokohkan bagian tumbuhan yang masih muda.
2.
Jaringan
sklerenkim
Jaringan sklerenkim tersusun oleh
sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga
memiliki sifat kuat. Jaringan sklerenkim hanya dapat dijumpai pada jaringan
tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan
sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkin) dan sklereid (sel-sel
batu).
d.
Jaringan
pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan
tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem.
1)
Xilem
Fungsi utama dari xilem untuk sirkulasi air dan mineral dari akar.
Xilem terdiri atas unsur trakeal (trakea dan trakeid), serat xilem, dan
parenkim xilem.
2)
Floem
Floem terdiri atas buluh tapis,
unsur-unsur tapis,sel pengiring,parenkim floem, dan serat floem. Floem
berfungsi mengangkut dan mngedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan.
2.
Jaringan
Hewan
Jaringan utama
penyusun organ tubuh hewan yaitu jaringan epitelium, jaringan pengikat,
jaringan otot, jaringan saraf.
a.
Jaringan
Epitelium
Jaringan
epitelium adalah jaringan pembatasan dan pelapisan yang menyelubungi atau
melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam
tubuh. jaringan epitelium berfungsi mengikat jaringan dengan bagian ada di
bawahnya dan melaksanakan fungsi absorbsi dan proteksi. Ciri-ciri jaringan
epitel:
1.
Sel
epitelium tersusun rapat.
9
|
2.
Jaringan
epitel tidak mngandung pembulu darah tapi mengandung ujung saraf.
3.
Jaringan
epitelium mempunyai kemampuan regenerasi cukup tinggi.
Berdasarkan
strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Epithelium pipih (squamous)
b. Epithelium batang (columnar/silindris)
c. Epithelium kubus (cuboidal)
Berdasarkan
bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :
a. Epitel pipih berlapis tunggal,
Antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga, kapsula glomerulus pada ginjal, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, dan selaput perut.
Fungsinya terkait dengan proses difusi, osmosis,sekresi dan filtrasi atau penyaringan.
b. Epitel pipih berlapis banyak,
Berfungsi sebagai pelindung, terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung, esophagus, epidermis, dan vagina.
Fungsinya terkait dengan proteksi atau perlindungan.
c. Epitel kubus berlapis tunggal,
berfungsi untuk sekresi dan pelindung, terdapat pada lensa, permukaan ovary atau
indung telur, dan saluran nefron ginjal.
d. Epitel Kubus Berlapis banyak
Berfungsi sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan, sekresi dan
absorbsi. Terdapat pada epitel yang membentuk saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal
Berfungsi ntuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus jejunum (Ileum), adsorbsi, proteksi dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar. Terdapat pada epitel dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas.
f. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Berfungsi sebagai pelindung dan sekresi, terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)
Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekre
a. Epitel pipih berlapis tunggal,
Antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga, kapsula glomerulus pada ginjal, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, dan selaput perut.
Fungsinya terkait dengan proses difusi, osmosis,sekresi dan filtrasi atau penyaringan.
b. Epitel pipih berlapis banyak,
Berfungsi sebagai pelindung, terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung, esophagus, epidermis, dan vagina.
Fungsinya terkait dengan proteksi atau perlindungan.
c. Epitel kubus berlapis tunggal,
berfungsi untuk sekresi dan pelindung, terdapat pada lensa, permukaan ovary atau
indung telur, dan saluran nefron ginjal.
d. Epitel Kubus Berlapis banyak
Berfungsi sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan, sekresi dan
absorbsi. Terdapat pada epitel yang membentuk saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal
Berfungsi ntuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus jejunum (Ileum), adsorbsi, proteksi dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar. Terdapat pada epitel dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas.
f. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Berfungsi sebagai pelindung dan sekresi, terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)
Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekre
10
|
melewati permukaan.
h. Epitel Transisional
Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya membran dasarnya tidak jelas. Epital transisional merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya. Biasanya terdapat pada ureter, urethra, dan kantong kemih.
b.
Jaringan
Pengikat
Jaringan
pengikat berfungsi melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus
organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, menghasilkan imunitas.ciri
khus jaringan ikat aadalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks.
Sel-sel
jaringan ikat:
a.
Fibroblas
befungsi mensekresikan protein, khususnya fibroblas yang berbentuk serat.
b.
Makrofag
berbentuk tidak beraturan dan khususnya terdapat di pembuluh darah. Makrofag
dapat bergerak ke daerah yang mengalami peradangan.
c.
Sel
tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
d.
Sel
lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus menyimpan lemak.
e.
Sel
darah putih berfungsi melawan patogen yang berupa bakteri, virus, atau protozoa
Bedasarkan
struktur dan fungsinya jaringaan pengikat dikelompokkan menjadi:
1.
Jaringan
pengikat longgar
Jaringan ini
mempunyai susunan serat yang longgar dan memiliki banyak substansi dasar.
Fungsi jaringan pengikata longgar:
a.
Memberi
bentuk organ dalam.
b.
Menyokong,
mengelilingi, dan menghubungkan eleman dari seluruh jaringan lain.
2.
Jaringan
pengikat padat
Jaringan
pengikat ini mempunyai struktur serat kolagen yang padat dan hanya memiliki
sedikit bahan dasar dan sedikit sel jaringan ikat.
3.
11
|
Tulang rawan
merupakan hasil spesialisai dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis.
Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang di
sebut kondrin. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur. Ada tiga jenis tulang
rawan:
1)
Tulang
rawan hialin
2)
Tulang
rawan elastik
3)
Tulang
rawan fibrosa
4.
Tulang
Tulang
merupakan jaringan ikat yang berupa mineral. Sel tulang disebut osteosit yang
dibentuk oleh osteoblas. Antar osteosit dihubungkan oleh kanlikuli. Bagian
pusat tulang dilingkari endapan garam mineral membentuk lamela. Pada batas
lamela terdapat lakuna. Sel-sel tulang tersusun membentuk sistem Havers.
5.
Jaringan
darah
Terdiri atas
plasma darah dan sel darah terdiri dari eritrosit,leukosit,trombosit.
c.
Jaringan
otot
Jaringan yang
tersusun dari sel otot yang berfungsi melakukan pergerakan pada bagian tubuh.
12
|
1. Otot Polos
Otot polos bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak. Sel otot polos terdapat pada organ dalam,misalnya di usus dan pembuluh darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis gelap dan terang bentuknya gelondong dan berinti satu.
2. Otot Jantung
Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki garis gelap dan terang seperti otot lurik, tapi bekerja di luar kehendak kita. Merupkan otot khusus penyusun organ jantung.Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
3.Otot lurik
Sel otot rangka dikenal pula sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang. Sel otot rangka mempunyai banyak inti. Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu
13
|
d.
Jaringan
saraf
Jaringan saraf
yang terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neoron, yang berfungsi merespons
perubahan lingkungan dan membawa implus saraf ke pusat saraf dan sebaliknya.
2.3
Hipotesis
Adanya
perbedaan sel antara jaringan epitel pada sel tumbuhan dan jaringan epitel pada
sel hewan. Seperti bentuk sel, warna sel,susunan sel, dan organ sel yang
terdapat pada jaringan tersebut. Jaringan epidermis pada sel tumbuhan selnya
tersusun rapi, berbentuk seperti batu bata, berwana bening ke unguan, dan
memilki stomata, sedangkan pada jaringan epitel sel hewan selnya tidak
beraturan,bentuknya bulat dan tidak berbentuk, warnanya bening kekuningan, dan
tidak terdapat stomata.
Bab III
Metode
praktikum
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai jaringan sel tumbuhan dan hewan ini di laksanakan hari
Rabu tanggal 24 September 2014 pukul 09.30 WIB di Laboratorium IPA fakultas
FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
2.2. Alat dan Bahan
1.
Mikroskop
2.
Preparat
3.
Gelas kimia
4.
Pipet
5.
Roders color
6.
cotton bud
7.
Tissue
8.
Air
2.3. Variabel
a.
Variabel Manipulasi
Bentuk jaringan sel pada tumbuhan dan sel hewan.
b.
Variabel Respon
Perbedaan bentuk jaringan sel tumbuhan dan sel hewan.
c.
Variabel Kontrol
Cahaya.
2.4. Produer Kerja
Mikroskop
1. Ambill mikroskop dengan pegangan yang benar.
2. Atur cahaya pada mikroskop
3. Atur fokus pada mikroskop.
14
|
1. Siapkan semua alat dan bahan yaitu, mikroskop, tanaman roders
color, cutton bud, gelas kimia yang berisi air.
2. Ambil satu daun roders color, lalu lipat kemudian tarik sehingga
muncul serat tipis.
3. Ambil serat tipis pada daun, letakkan di preparat dan beri setetes
air.
4. Tutup preparat, jangan sampai ada gelembung sedikit pun.
5. Amati bentuk jaringan epidermis pada tumbuhan
6. Gambar bentuk jaringan pada sel tumbuhan.
Sel hewan
1. Setelah mengamati tumbuhan, cuci prepatan dan keringkan dengan
tissu.
2. Ambil cotton bud kemudian letakkan cutton bud di bagian rongga
mulut.
3. Ambil jaringan epitel dengan cara seperti cara mengerok.
4. Letakkan cutoon bud dengan cara mengoleskannya diatas preparat.
5. Amati bentuk yang ada berupa jaringan epitel hewan yang terdiri
dari sel dan bagian lainnya.
6. Gambar bentuk jaringan pada sel hewan yang diamati.
15
|
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
5.1
Hasil
Praktikum
Dari pratikum yang telah di lakukan menghasilkan bentuk jaringan sel tumbuhan dan jaringan sel hewan.
Jaringan
Epidermis pada Sel Tumbuhan Roders Color
16
|
Jaringan Epitel pada Sel Hewan yang telah di gambar
Jaringan Epidermis pada Sel Tumbahan setelah di g
17
|
5.2
Pembahasan
Terdapat perbedaan bentuk dari jaringan sel tumbuhan dan jaringan
sel hewan yang telah kita amati. Pada Jaringan epidermis pada sel tumbuhan
berbentuk seperti batu bata berwarna bening keunguan. Susunan sel dalam jaringan epidermis pada sel tumbuhan tersusun rapi.
Tapi, tidak semua sel yang ada pada jaringan epidermis inti selnya terlihat,
ada juga yang hanya terlihat bening keunguan tanap terlihat intinya.
Jaringan epidermis pada sel tumbuhan ini memiliki stomata yang
berfungsi sebagai keluar masukknya udara pada tumbuhan. Udara tersebut berupa karbondioksida yang berdifusi ke dalam
daun melalui stomata yang membuka dan oksigen serta air berdifusi
keluar daun melalui stomata yang membuka.
Pada jaringan sel hewan tidak memilki stomata hanya terdapat kumpulan
sel. Pada praktikum kali ini kita mengamati jaringan sel hewan yang berbentuk
jaringan epitel pipih berlapis yang terdapat pada rongga mulut, rongga hidung
dan kerongkongan. Pada jaringan sel hewan, letak dan susunan selnya tidak
beraturan atau menyebar dan selnya ada yang berbentuk bulat dan tak berbentuk dengan
warna agak kehitaman. Jaringan epitel pada sel hewan berwarna benih kekuningan.
18
|
Bab VI
Simpulan
6.1.Kesimpulan
Dari hasil pratikum sel tumbuhan dan sel hewan dengan menggunakan
mikroskop mempunyai perbedaan yaitu :
1.
Bentuk
sel tumbuhan berbentuk seperti batu bata, sedang bentuk sel hewan berbentuk
bulat dan tak beraturan.
2.
Warna
sel tumbuhan berwarna bening keunguan, sedang sel hewan bening kekuningan.
3.
Susunan
sel tumbuhan rapi seperti susunan batu bata, sedang sel hewan susunannya tidak
beraturan selnya menyebar.
4.
Sel
tumbuhan memiliki stomata sedang sel hewan tidak.
Hal ini sesuai dengan hipotetis yang menyatakan bahwa adanya
perbedaan antara jaringan epidermis pada sel tumbuhan dan jaringan epitel pada
sel hewan saat diamati dengan mikroskop seperti, perbedaan bentuk, susunan,
warna, dan bagian sel.
6.2.Saran
1.
Bagi penelitian
a. Kembangkan lebih luas penelitian tentang sel hewan
dan sel tumbuhan.
2.
Bagi Peneliti
a.
Menambah wawasan tentang sel hewan dan sel tumbuhan.
3.
Bagi Mahasiswa
a.
Menambah pengetahuan tentang sel tumbuhan dan sel hewan.
4.
Bagi masyarakat
a.
Menambah informasi,wawasan, dan pengetahuan tentang sel hewan dan sel
tumbuhan.
19
|
Daftar Pustaka
Maryati,Sri.,Srikini,dkk.(2007).Biologi
untuk SMA kelas XI,Jakarta: Penerbit Erlangga
Kumumawati,Rohana.,Hidayat,Muhammad
Luthfi,& Retnaningati,Dewi. (2012). Detik-Detik Ujian Nasional Biologi
Tahun Pelajaran 2012/2013, Klaten : Intan Pariwara.
20
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar